Minggu, 08 Januari 2012

LAPORAN NERACA

Akuntansi Aktiva Tetap



  1. KLASIFIKASI
    Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan. Aktiva operasi tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi: (1) Aktiva Berwujud (tangible) dan (2) Aktiva Tak Berwujud (intangible).
  2. PENGELUARAN UNTUK AKTIVA TIDAK LANCAR
Pengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Pengeluaran pada waktu perolehan;
  2. Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:
    1. Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure;
    2. Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.

  1. PENCATATAN PEROLEHAN AKTIVA TIDAK LANCAR
    Harta non current dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:
    1. Diperoleh dengan harga lumpsump;
    2. Diperoleh dengan pembayaran berkala;
    3. Pembelian dengan cara leasing;
    4. Perolehan dengan trade-in
    5. Perolehan dengan menerbitkan surat berharga;
    6. Perolehan dari donasi; dan
    7. Dibangun sendiri.

D. PEROLEHAN SEKELOMPOK AKTIVA DENGAN HARGA LUMPSUM
Harga lumpsump adalah suatu harga untuk beberapa aktiva. Sebagai contoh PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga Rp $160,000. Harga ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan menggunakan perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan. Misalnya harta yang dibeli tersebut memiliki harga taksiran tanah $ 28,000, bangunan $60,000, equipment $12,000, alokasi harga $160,000 tersebut adalah sebagai berikut:
Jenis harta
Nilai Taksiran ($)
Perhitungan Alokasi
Jumlah Alokasi ($)
Tanah
28,000
28/100 x 160,000
44,800
Bangunan
60,000
60/100 x 160,000
96,000
Peralatan
12,000
12/100 x 160,000
19,200
Jumlah
100,000
160,000

Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2006
Jan 1

Tanah
Bangunan
Peralatan
Kas

44,800
96,000
19,200




160,000




  1. PEROLEHAN AKTIVA DENGAN PEMBAYARAN BERKALA
    Jika statu harta tetap diperoleh dengan pembayaran difunda atau secara angsuran, maka aktiva tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari pembayaran angsuran dan downpayment-nya. Ada beberapa variasi yang mungkin timbul, seperti:
    1. Harga tunai diketahui;
    2. Harga tunai tidak diketahui.
    Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah aktiva yang harga tunainya adalah $100,000. Pada waktu itu dibayar uang muka $35,000. sisanya akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar $5,000 ditambah bunga 10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama tahun 2006 adalah sebagai berikut:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2006
Jan 2

Tanah
Kas
Hutang

100,000


35,000
65,000

Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2006
Jun 30

Hutang
Biaya Bunga
Kas

5,000
3,250



8,250

  1. PENGGUNAAN AKTIVA TETAP
    Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aktiva tersebut bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama umurnya. Untuk menghubungkan cost aktiva tetap dengan revenue yang diperoleh maka cost tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional atas cost dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya.
    Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan. Misalkan untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin sebesar $ 5,000, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2005
Des 31

Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan

5,000


5,000
Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva.
Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah:
  1. cost dari aktiva tetap,
  2. umur ekonomis aktiva tetap,
  3. nilai residu, dan
  4. pola penggunaan aktiva tetap.

  1. METODE DEPRESIASI
    Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:
  • Metode Garis Lurus
  • Metode Saldo Menurun
  • Metode Jumlah Angka Tahun
  • Metode Unit Input
  • Metode Unit Output
  1. Metode Garis Lurus
    Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:
    1. (cost-nilai residu) : umur
      Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.
    2. Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut:
      1. Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%.
      2. Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.
    2. Metode Saldo Menurun
    Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%.
    Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya.
    Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut:
    Tarif/prosentase penyusutan = 2 x (100% : 5) = 40%
    Penyusutan tahun 2001 = 40% x Nilai Buku
    = 40% x Rp 16.000.000
    = Rp 6.400.000
    Penyusutan tahun 2002 = 40% x Nilai buku awal tahun 2002
    = 40% x (Rp 16.000.000 – Rp 6.400.000)
    = Rp 3.840.000
    Penyusutan tahun 2003 = 40% x Nilai buku awal tahun 2003
    = 40% x (16.000.000 –6.400.000 – 3.840.000)
    = Rp 2.304.000
    Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 – tarif)n
    = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n
    Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) 3
    = Rp 16.000.000 x 0,216
    = Rp 3.456.000,00.
    Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp 1.282.600,00.

  2. Metode Jumlah Angka-angka Tahun
    Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.
    Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut:
Tahun ke
Perhitungan
Jumlah
1
5/15 (16.000.000 – 1.000.000)
5.000.000
2
4/15 (16.000.000 – 1.000.000)
4.000.000
3
3/15 (16.000.000 – 1.000.000)
3.000.000
4
2/15 (16.000.000 – 1.000.000)
2.000.000
5
1/15 (16.000.000 – 1.000.000)
1.000.000

  1. Metode Unit Input
    Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah:
    (5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000

5. Metode Unit Output (Hasil)
Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah:
(20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000

  1. PENGAFKIRAN AKTIVA TETAP
    Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah mesin yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah:
    1. Menyusutkan untuk tahun 2001
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2001
Mar 24

Beban Penyusutan Mesin
Akumulasi Penyusutan Mesin

150.000


150.000

  1. Membuang aktiva tetap
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2001
Mar 24

Akumulasi Penyusutan Mesin
Kerugian Penghentian Mesin
Aktiva Tetap

4.900.000
1.100.000



6.000.000


  1. PENJUALAN AKTIVA TETAP
    Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat jurnal jika harga jualnya adalah:
    1. Rp 2.250.000,00
    2. Rp 1.000.000,00
    3. Rp 3.000.000,00

No.

Keterangan
Dijual dengan harga
2.250.000
1.000.000
3.000.000
1
Cost aktiva tetap
10.000.000
10.000.000
10.000.000
2
Akumulasi penyusutan s.d saat penjualan
7.750.000
7.750.000
7.750.000
3
Nilai buku saat penjualan
2.250.000
2.250.000
2.250.000
4
Harga jual
2.250.000
1.000.000
3.000.000
5
Laba (rugi) (4 – 3)
0
(1.250.000)
750.000

Jurnal:
  1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00

Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2000
Jan 2

Kas
Akumulasi Penyusutan
Aktiva Tetap

2.250.000
7.750.000



10.000.000

  1. Dijual dengan harga Rp 1.000.000
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2000
Jan 2

Kas
Akumulasi Penyusutan
Kerugian Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap

1.000.000
7.750.000
1.250.000




10.000.000

  1. Dijual dengan harga Rp 3.000.000
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2000
Jan 2

Kas
Akumulasi Penyusutan
Laba Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap

3.000.000
7.750.000



750.000
10.000.000

  1. PERTUKARAN AKTIVA TETAP
    Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat mengakibatkan adanya laba atau rugi.
    Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
    1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis
    Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00. Jurnalnya:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
Mesin (baru)
Akumulasi Penyusutan
Mesin (lama)
Kas
Laba Penukaran Aktiva Tetap
5.000.000
3.200.000


4.000.000
3.900.000
300.000

Tinjauan Menyeluruh Terhadap Proses Bisnis

Tinjauan Menyeluruh Terhadap Proses Bisnis

SIA melaksanakan 3 fungsi dasar :
1. Mengumpulkan dan memproses data mengenai kegiatan bisnis organisasi secara efisien dan efektif.
2. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.
3. Membentuk pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa data kegiatan bisnis di catat dan diproses secara akurat dan untuk melindungi data dan aset organisasi lainnya.
4.
(a). Kegiatan Bisnis Dan Kebutuhan Informasi
1. Siklus Pendapatan mencakup kegiatan penjualan dan penerimaan dalam bentuk uang tunai.
2. Siklus Pengeluaran mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran dalam bentuk uang tunai.
3. Siklus Penggajian Sumber Daya Manusia mencakup kegiatan emngontrak dan menggaji pegawai.
4. Siklus Produksi mencakup kegiatan mengubah bahan mentah dan buruh menjadi produk jadi.
5. Siklus Keuangan mencakup kegiatan untuk mendapatkan dana dari investor dan kreditor dan membayar mereka kembali



Diagram Arus Data

(b).PemrosesanTransaksi:DokumenDanProsedur
Siklus pemrosesan data terdiri dari 4 langkah :
1. Data input
2. Data storage
3. Data processing
4. Information Output
Data Processing (3)

• Batch processing : proses pembaruan secara perodik atas data yang disimpan tentang sumber daya dan pelaku yang terlibat.
• On-line, real-time processing : proses pembaruan yang dilakukan secara langsung setelah terjadinya transaksi.
• An entity : sesuatu yang disimpan informasinya. Setiap entitas memiliki atribut atau karakteristik khusus yang harus disimpan.
Penyimpanan Data
Setelah data transaksi diperoleh dari dokumen sumber, langkah berikutnya adalah mencatatnya di jurnal :
• Journal entry : dibuat untuk setiap transaksi yang menunjukkan rekening dan jumlah yang harus di debet atau di kredit.
• Jurnal umum akan mencatat transaksi infrequent dan non routine.
• Jurnal tertentu menyederhanakan proses pencatatan transaksi dalam jumlah besar dan berulang
Ada 4 jenis transaksi secara umum :
1. Penjualan Kredit,
2. Penerimaan Kas,
3. Pembelian pada account, dan
4. pengeluaran kas

STRUKTUR PENGENDALIAN DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

AKTIVITAS PENGENDALIAN
Aktivitas pengendalian bertujuan untuk mengarahkan karyawan agar karyawan dapat bertindak sesuai dengan arahan manajer.
  1. Aktivitas yang terkait dengan pelaporan keuangan
  2. . Meliputi: Perancangan dokumen yang baik dan penggunaan dokumen bernomor urut tercetak; Pemisahan tugas; Otorisasi atas transaksi; Pengamanan yang memadai; Cek independen atas kinerja rekan sekerja; Penilaian (valuation) atas jumlah yang mesti dicatat yang tepat
  3. Aktivitas yang terkait dengan pemrosesan informasi, meliputi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Aktivitas ini membantu memastikan reliabilitas dan integritas sistem informasi yang memproses informasi keuangan maupun informasi non keuangan.
Aktivitas pengendalian yang lain yang relevan dengan pelaporan keuangan adalah review atas kinerja, yang meliputi:
1. Membandingkan anggaran dan nilai aktual
2. Menganalisis kaitan antar data, melakukan investigasi dan tindakan korektif
3. Review atas kinerja fungsional atau area tertentu
Aktivitas Pengendalian
  • Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut ini :
  • Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
  • Pemisahan tugas
  • Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
  • Penjagaan aset dan catatan yang memadai
  • Pemeriksaan independen atas kinerja
Aktivitas pengendalian dapat berupa:
Pengendalian pengolahan informasi mencakup:
  • Otorisasi semestinya terhadap transaksi
  • Dokumen dan catatan
  • Pengecekan independen
  • Pemisahan tugas
  • Pengendalian fisik
  • Review terhadap kinerja
PENGENDALIAN UMUM
Meliputi:
  1. Pengendalian organisasi.
  2. Pengendalian dokumentasi.
  3. Pengendalian akuntabilitas aktiva.
  4. Pengendalian praktik manajemen.
  5. Pengendalian operasi pusat informasi
  6. Pengendalian otorisasi
  7. Pengendalian akses
PENGENDALIAN ORGANISASI
Organisasi menetapkan hubungan kerja antara karyawan dan unit organisasi. Struktur organisasi dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisasi yang independen. Organisasi yang independen adalah struktur organisasi yang memisahkan wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga fungsi yang tidak kompatibel dipisahkan. Selain melalui pemisahan tugas, pengendalian juga dicapai dengan monitoring.
Dalam sistem manual, karyawan yang menangani aktiva mesti dipisahkan dari karyawan yang memiliki otorisasi untuk melaksanakan suatu transaksi dan karyawan yang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi.
Sistem informasi memiliki tanggung jawab untuk merekam dan memproses data. Oleh karena itu sistem informasi mesti independen dari semua departemen yang menggunakan data dan informasi tersebut. Departemen pengguna adalah departemen yang memiliki tanggung jawab untuk menginisiasi dan mengotorisasi transaksi. Selain itu, fungsi pengembangan sistem mesti dipisahkan dari sistem pemrosesan transaksi.
PENGENDALIAN DOKUMENTASI
Dokumentasi yang baik berguna untuk efisiensi dalam perbaikan bug sistem, untuk efisiensi dalam pengembangan tambahan aplikasi baru, serta untuk pelatihan karyawan dalam mengenalkan sistem aplikasi.
Dokumentasi yang diperlukan meliputi:
  1. Kebijakan terkait dengan sistem
  2. , seperti kebijakan pengembangan sistem, kebijakan pengujian sistem, kebijakan operasi computer, dan kebijakan penanganan bencana dan keamanan sistem.
  3. Dokumentasi aplikasi sistem, seperti flowchart, data flow diagram, kode rekening, deskripsi prosedur, prosedur koreksi kesalahan, prosedur pengendalian, deskripsi file (termasuk kamus data), format output sistem, dan deskripsi input output sistem.
  4. Dokumentasi program.
  5. Dokumentasi data
  6. Dokumentasi operasi
  7. Dokumentasi untuk pengguna.
PENGENDALIAN AKUNTABILITAS AKTIVA
Sumber daya perusahaan (aktiva) perlu dijaga. Cara menjaga aktiva tersebut antara lain:
  • Penggunaan buku pembantu dalam catatan akuntansi
  • Rekonsiliasi (seperti rekonsiliasi kas dan persediaan)
  • Prosedur acknowledgement sebagai bentuk wujud pertanggungjawaban atas aktiva yang ditangani oleh seseorang atau suatu bagian.
  • Penggunaan log dan register
  • Review oleh pihak independent
PENGENDALIAN PRAKTIK MANAJEMEN
Meliputi kebijakan dan praktik sumber daya manusia, komitmen terhadap kompetensi, praktik perencanaan, praktik audit, dan pengendalian pengembangan sistem aplikasi (prosedur perubahan sistem dan prosedur pengembangan sistem baru).
PENGENDALIAN APLIKASI
Meliputi:
  • Pengendalian otorisasi,
  • Pengendalian input, dapat berupa edit test pada saat data diinputkan ke dalam layar komputer (validity check, limit check, field check, relationship check), dapat berupa batch control total (amount control total, hash total dan record count) jika data diinputkan secara batch.
  • Pengendalian proses, dapat berupa manual cross check dan pengendalian proses yang lain.
  • Pengendalian output. Output mesti didistribusikan ke pihak yang tepat.
Tinjauan menyeluruh konsep-konsep pengendalian
Apakah definisi dari pengendalian internal itu ?
Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
  • Apakah pengendalian manajemen itu ?
  • Pengendalian manajemen meliputi tiga keutamaan :
1 Merupakan bagian tanggung jawab manajemen yang utuh.
2 Dirancang untuk mengurangi kesalahan, ketidak teraturan, dan mencapai tujuan organisasi.
3. Berorientasi dan berusaha untuk membantu karyawan mencapai tujuan perusahaan.
TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL:
  • Efektivitas dan efisiensi operasi
  • Reliabilitas pelaporan keuangan
  • Kesesuaian dengan aturan dan regulasi yang berlaku
Proses Pengendalian Internal :
l Proses Pengendalian Internal adalah sebuah proses yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan organisasi dapat dicapai, yaitu :
– Pelaporan keuangan yang handal
– Efektivitas dan efisiensi operasional organisasi
– Dipatuhinya semua hukum dan peraturan-peraturan yang diterapkan.
  • Apakah unsur-unsur dari pengendalian internal?
  • Lingkungan pengendalian
  • Penetapan risiko
  • Aktivitas pengendalian
  • Informasi dan komuniaksi
  • Monitoring/supervisi
  • Apakah terdapat pemisahan fungsi dan tugas pada bagian akuntansi?
  • Tidak ada perangkapan fungsi / tugas oleh satu individu atau satu departemen.
  • Apakah dilaksanakan audit internal?
  • Audit internal sebagai aktivitas evaluasi secara independen dalam organisasi.
Klasifikasi pengendalian internal
  • Prosedur-prosedur pengendalian khusus yang digunakan dalam sistem pengendalian internal dan pengendalian manajemen mungkin dikelompokkan menggunakan empat kelompok pengendalian internal berikut ini:
  1. Pengendalian untuk Pencegahan, Pengendalian untuk Pemeriksaan, dan Pengendalian Korektif
  2. Pengendalian umum dan Pengendalian aplikasi
  3. Pengendalian Administrasi dan Pengendalian Akuntansi
  4. Pengendalian Input, proses, dan output
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL
  • Struktur pengendalian internal menurut COSO
  • Lingkungan Pengendalian Internal
  • Penaksiran Risiko
  • Aktivitas Pengendalian
  • Informasi dan Komunikasi
  • Monitoring
LINGKUNGAN PENGENDALIAN INTERNAL
Lingkungan pengendalian internal merefleksikan seluruh sikap dan kesadaran dewan direksi, komite audit, manager, pemilik, dan karyawan mengenai pentingnya pengendalian internal sebuah perusahaan. Lingkungan pengendalian merupakan dasar dari seluruh komponen pengendalian internal yang lain.
Lingkungan pengendalian meliputi:
Filosofi manajemen dan gaya operasi. Manajer perlu menjadi contoh perilaku etis dengan mentaati kode etik perusahaan. Manajer perlu menyusun kode etik secara formal. Manajer mesti menekankan pentingnya pengendalian internal dan memperlakukan setiap personel dengan wajar dengan dengan penuh respek.
Integritas dan nilai-nilai etika. Perilaku etis dan tidak etis manajer dan seluruh karyawan akan berdampak besar terhadap keseluruhan struktur pengendalian internal, menciptakan suasana yang secara signifikan mempengaruhi validitas proses pelaporan keuangan. Manajemen mesti secara proaktif memastikan bahwa semua karyawan benar-benar sadar dengan standard etika perusahaan. Manajemen juga mesti membuat kebijakan yang mendukung karyawan untuk mencapai tujuan jangka panjang dan bukan tujuan jangka pendek.
Komitmen terhadap kompetensi. Perusahaan mesti merekrut karyawan yang kompenen dan dapat dipercaya yang memiliki inisiatif dan kreativitas untuk bereaksi secara cepat terhadap kondisi bisnis yang dinamis. Perusahaan mesti memilih personil yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai untuk menyelesaikan setiap tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan tersebut.
Dewan direksi atau komite audit. Dewan direksi semestinya menunjuk komite audit untuk mengawasi praktik dan kebijakan akuntansi dan pelaporan keuangan perusahaan. Komite audit merupakan perantara antara dewan direksi dan auditor internal/eksternal.
Struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan rerangka hubungan formal antar personil perusahaan untuk mencapai tujuan organsisasi.
Pemberian wewenang dan tanggung jawab. Perusahaan mesti memiliki deskripsi pekerjaan untuk setiap karyawan. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mesti dilakukan dengan baik. Perubahan terhadap sistem informasi mesti dilakukan melalui persetujuan tertulis.
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Setiap karyawan baru mesti dikenalkan dengan pengendalian internal, kebijakan etika dan kode etik perusahaan. Perusahaan mesti perduli dengan undang-undang dan peraturan ketenagakerjaan yang ditetapkan oleh pemerintah. Perusahaan mesti memastikan terwujudnya lingkungan kerja yang aman dan sehat. Perusahaan dapat menyelenggarakan sarana konseling untuk karyawan yang bermasalah. Perusahaan punya prosedur yang baik untuk karyawan yang berhenti bekerja.