Sabtu, 24 Maret 2012

Inilah Empat Modus Pembobolan ATM

JAKARTA, KOMPAS — Hasil penyelidikan terhadap 13 pelaku pembobolan ATM sejumlah bank yang ditangkap berhasil mengungkap empat modus yang digunakan. Bagaimana saja modus mereka?
"Modus yang digunakan cara lama. Ada empat modus," ucap Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang, di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (23/1/2010), saat menyampaikan perkembangan penyelidikan kasus itu.
Modus pertama, pelaku mencuri data digital kartu ATM nasabah dengan skimmer yang terpasang di mesin ATM. Kemudian untuk mencuri nomor PIN nasabah, pelaku menggunakan bantuan kamera pengintai yang terpasang di dalam ruang ATM atau dengan mengintip langsung ketika nasabah mengetik nomor PIN.
Pelaku kemudian menyalin data ke kartu palsu dan selanjutnya menguras tabungan nasabah.
Modus kedua, pelaku memasang suatu alat di dalam mesin ATM untuk menjepit kartu ketika nasabah memasukkan kartu. Pelaku juga memasang stiker palsu di body mesin. Di stiker tertulis nomor hotline palsu yang dapat dihubungi jika mengalami gangguan.
Setelah kartu tertahan di dalam mesin, korban kemudian menghubungi nomor hotline tersebut dan diterima oleh petugas bank gadungan. "Petugas gadungan pura-pura minta identitas nasabah, seperti nama, alamat, tanggal lahir. Terakhir dia minta nomor PIN," ucap Ito.
"Bagi yang tidak paham, jujur saja menceritakan. Petugas itu langsung bilang kartu Anda tertahan. Besok saja tunggu konfirmasi," ucap dia. Setelah korban pergi, pelaku kemudian mendatangi mesin ATM dan mengambil kartu korban lalu menguras tabungan.
Modus ketiga, hampir sama dengan modus kedua. Namun pada modus ketiga, pelaku tidak menggunakan stiker, tetapi pelaku sendiri yang menghampiri korban dan menyarankan kepada korban untuk menghubungi call center 14000. "Tapi ketika dihubungi yang terima operator gadungan," ucap Edward. Selanjutnya sama dengan modus ketiga.
Modus keempat, pelaku mencuri data digital kartu ATM beserta nomor PIN lalu menjualnya kepada pelaku lain seharga Rp 1 juta per data.                          

Korban Pembobolan ATM Ngamuk di BCA

JAMBI | SURYA - Keluarga Timorli Tarigan (35) korban ‘pembobolan dana nasabah’ via kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank BCA Cabang Jambi nyaris mengamuk di kantor pelayanan bank.
Kericuhan di kantor pelayanan Bank BCA cabang Jambi itu, Kamis (11/8/2011), menjadi perhatian para nasabah bank lainnya yang sedang melakukan transaksi saat itu.
Timorli dan tiga orang adiknya datang ke kantor pelayanan Bank BCA Cabang Jambi yang berada di pusat Pasar Jambi itu dengan membawa spanduk bertuliskan ‘kembalikan uang nasabah yang hilang’.
Dalam aksinya korban dan beberapa keluarga sempat berteriak histeris kepada pihak bank sehingga para nasabah merasa kurang nyaman dan akhirnya pihak bank langsung menutup pelayanannya tidak sebagaimana jadwal bank karena terjadi kericuhan tersebut.
Korban Timorli mengatakan, kejadian itu pada saat dirinya mendapatkan perawatan di rumah sakit dan meminta kepada adiknya Jonatan Guru Sinaga (34) untuk menarik uang dari ATM pada Senin 18 Juli lalu.
Adik korban melakukan transaksi di ATM di SPBU Simpang Rimbo di Jalan Patimura Kel. Kenali Besar Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi namun kartunya tertelan di dalam mesin dan setelah dihubungi pusat telepon pelayanan BCA, uang yang ada di tabungan korban disikat pelaku sebesar Rp19,7 juta.
Korban kemudian lapor ke kantor pelayanan Bank BCA dengan menyaksikan rekaman kamera CCTV di ATM tersebut yang terungkap bahwa pelaku dengan mudah mengambil kartu ATM korban dari dalam mesin dengan kunci.
Setelah mendapatkan kartu tersebut pelaku mentransfer uang dari kartu ATM BCA korban ke rekening Bank BTN sebesar Rp19,7 juta pada saat itu juga.
Saat ini yang diminta korban adalah kepastian setelah tiga pekan tidak ada keputusan dari pihak Bank BCA Cabang Jambi untuk kasus ini. “Saya tidak minta uang lebih dari pihak bank, tetapi hanya minta uang dikembalikan sebesar yang hilang di ATM tersebut,” kata korban.
sumber : koran surya